Senin, 17 April 2017

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN CITRA TUBUH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
GANGGUAN CITRA TUBUH


Makalah ini disusun untuk
Memenuhi tugas mata kuliah Sistem Neurobehavior dibimbing
Oleh Dhita Kurnia Sari S.Kep.Ns


                                          

 oleh :
Asep Nuryadi
1311B0062
                  
                  



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2017


 

KATA PENGANTAR
          Puji syukur kami panjatkan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ASKEP JIWA GANGGUAN CITRA TUBUH” dengan baik. Penyusunan makalah ini, merupakan salah satu tugas mata kuliah Sistem Neurobihavior diSTIKes SURYA MITRA HUSADA KEDIRI.
            Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada penulisan maupun materi, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.



                                                                                                 

Kediri, 30 Maret 2017


Penyusun





DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................  i
Daftar Isi .........................................................................................................  ii
BAB I PENDAHULUAN
     1.1   Latar Belakang ...................................................................................  1
     1.2   Rumusan Masalah ...............................................................................  2
     1.3   Tujuan penelitian ................................................................................  2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
     2.1   Definisi ...............................................................................................  3
     2.2   Etiologi ...............................................................................................  3
     2.3   WOC ..................................................................................................  4
     2.4   Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh .................................  4
     2.5   Negatif dan positif Citra Tubuh .........................................................  4
     2.6   Tanda dan Gejala ................................................................................  5
     2.7   Faktor Presdisposisi ............................................................................  5
     2.8   Faktor Presipitas .................................................................................  6
     2.9   Stressor yang dapat menyebabkan Gangguan Citra Tubuh ................  6
     3.10  Respon klien terhadap Gangguan Citra Tubuh .................................  6
BAB III KASUS ............................................................................................ 8
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
     4.1   Pengkajian ..........................................................................................  9
     4.2   Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji .............................  9
     4.3   Diagnosa Keperawatan .......................................................................  9
     4.4   Rencana Tindakan Kepeawatan Gangguan Citra Tubuh ...................  10
     4.5   Evaluasi ..............................................................................................  12
BAB V PENUTUP
     5.1   Kesimpulan .........................................................................................  14
     5.2   Saran ...................................................................................................  14
DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda, dan muncul oleh berbagai  penyebab. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Depkes RI. 1993).
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung.
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya .
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya pada klien yang tidak menimbulkan keributan dan yang tidak membahayakan (Depkes RI. 1993).







1.2            Rumusan Makalah
1.         Jelaskan konsep tentang citra tubuh?
2.         Jelaskan asuhan keperawatan tentang konsep diri yaitu citra tubuh?

1.3            Tujuan Penulisan
1.  Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang “ASUHAN DAN GANGGUAN CITRA TUBUH ”
2.  Tujuan Khusus
a.   Mampu memahami tentang pengertian dan semua teori gangguan citra
tubuh.
b.   Mampu memahami tentang proses keperawatan pada klien dengan
     kecemasan dan gangguan citra tubuh.






















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Definisi
Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang struktur, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Citra Tubuh merupakan salah satu komponen dari konsep diri yang membentuk persepsi seseorang tentang tubuhnya baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2005).
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya (Kozier, 2004).

2.2       Etiologi
1.    Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan leher radikal, Laringektomi
2.    Amputasi pembedahan atau traumatik
3.    Luka bakar
4.    Trauma wajah
5.    Gangguan makan
6.    Obesitas
7.    Gangguan muskuluskeletal
8.    Gangguan integumen
9.    Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a.     Depresi
b.     Skizofrenia
11. Penyalahgunaan bahan kimia
12. Nyeri
13. Respon masyarakat terhadap penuaan   (agetasim)
a.     Umpan balik interpersonal negatif
b.    Penekanan pada produktivitas

2.3       WOC
Harga Diri Rendah
Gangguan citra tubuh
Penyakit Fisik

2.4       Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh
Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan orang lain. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya, menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri.

2.5  Negatif dan Positif Citra Tubuh
Citra tubuh yang negatif merupakan suatu persepsi yang salah mengenai bentuk individu, perasaan yang bertentangan dengan kondisi tubuh individu sebenarnya. Individu merasa bahwa hanya orang lain yang menarik dan bentuk tubuh dan ukuran tubuh individu adalah sebuah tanda kegagalan pribadi. Individu merasakan malu, self-conscious, dan khawatir akan  badannya.
Citra Tubuh yang positif merupakan suatu persepsi yang benar tentang bentuk individu, individu melihat tubuhnya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Individu menghargai badan/tubuhnya yang alami dan individu memahami bahwa penampilan fisik seseorang hanya berperan kecil dalam menunjukkan karakter mereka dan nilai dari seseorang. Individu merasakan bangga dan menerimanya bentuk badannya yang unik dan tidak membuang waktu untuk mengkhawatirkan makanan, berat badan, dan kalori.

2.6  Tanda dan Gejala
1.    Syok Psikologis
Syok Psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama tindakan. Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadap ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat klien menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti mengingkari, menolak dan proyeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2.    Menarik diri.
Menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan , tetapi karena tidak mungkin maka lari atau menghindar secara emosional, menjadi pasif, tergantung , tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3.    Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.
Setelah sadar akan kenyataan maka respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini klien mulai melakukan reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.
4.    Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
5.    Tidak menerima perubahan tubuh yang terjadi.
6.  Menolak penjelasan perubahan tubuh.
7.  Persepsi negatif terhadap tubuh.

2.7   Faktor Predisposisi
1.    Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi perilaku yang objektif dan teramati serta bersifatsubjektif dan dunia dalam pasien sendiri. Perilaku berhubungan dengan harga  diri yang rendah, keracuan identitas, dan deporsonalisasi.
2.    Faktor yang mempengaruhi peran adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja,  dan harapan peran kultural.
3.  Faktor yang mempengaruhi identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan dalam struktur sosial.

2.8   Faktor  Presipitasi
1.    Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan kejadian mengancam kehidupan
2.    Ketegangan peran hubugnan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalaminya sebagai frustasi. ada tiga jenis transisi peran :
1)        Transisi peran perkembangan
2)        Transisi peran situasi
3)        Transisi peran sehat /sakit

2.9   Stressor yang dapat Menyebabkan Gangguan Citra Tubuh
1.        Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
2.        Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infuse.
3.        Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di dalam tubuh.
4.        Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
5.        Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan
6.        Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll).
3.    Respon Klien terhadap Gangguan Citra Tubuh
1.    Respon terhadap kelainan bentuk atau keterbatasan dapat berupa:
a.    Respon penyesuaian
Menunjukkan rasa sedih dan duka cita (rasa shock, kesangsian, pengingkaran, kemarahan, rasa bersalah atau penerimaan)
b.    Respon mal-adaptip
Lanjutan terhadap penyangkalan yang berhubungan dengan kelainan bentuk atau keterbatasan yang tejadi pada diri sendiri. Perilaku yang bersifat merusak, berbicara tentang perasaan tidak berharga atau perubahan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
2.         Respon terhadap pola kebebasan – ketergantungan dapat berupa:
a.    Respon penyesuaian
Merupakan tanggung jawab terhadap rasa kepedulian (membuat keputusan) dalam mengembangkan perilaku kepedulian yang baru terhadap diri sendiri, menggunakan sumber daya yang ada, interaksi yang saling mendukung dengan keluarga.
b.    Respon mal-adaptip
Menunjukkan rasa tanggung jawab akan rasa kepeduliannyaterhadap yang lain yang terus-menerus bergantung atau dengan keras menolak bantuan.
3.         Respon terhadap Sosialisasi dan Komunikasi dapat berupa:
a.    Respon penyesuaian
Memelihara pola sosial umum, kebutuhan komunikasi dan menerima tawaran bantuan, dan bertindak sebagai pendukung bagi yang lain.
b.    Respon mal-adaptip
Mengisolasikan dirinya sendiri, memperlihatkan sifat kedangkalan kepercayaan diri dan tidak mampu menyatakan rasa (menjadi diri sendiri, dendam, malu, frustrasi, tertekan) (Carol, 1997).














BAB III
KASUS

Tn.B, usia 21 tahun mengeluh sakit kepala, mual dan muntah serta demam sejak 5 hari yang lalu. Klien sudah berobat ke klinik 24 jam namun panasnya belum juga turun, selanjutnya klien di rujuk ke RS untuk mendapatkan layanan kesehatan lebih lanjut. Di RS, klien melakukan pemeriksaan darah yang hasilnya menunjukkan bahwa klien menderita demam berdarah. Klien harus menjalani masa perawatan sampai masa kritisnya dapat terlampaui. Selama dirawat klien di pasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan setiap pagi. Klien mengeluh tangan yang terpasang infus mengalami kesemutan dan bekas tusukan jarum suntik terlihat lebam dan terlihat klien menutupi tangan nya, klien merasa bosan karna harus diambil darahnya terus-menerus dan tidak percaya diri dengan keadaan tangan nya. Klien tidak mau dilakukan terapi pengambilan darah oleh perawat.




















BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

4.1  Pengkajian
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh secara efektif.

4.2  Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
A.     Gangguan citra tubuh : Perubahan bentuk tubuh
DS  :
·      Klien mengeluh tangan yang terpasang infus mengalami kesemutan
·     Klien merasa  tidak percaya diri dengan keadaan tangan nya
DO :
·      Tangan pasien terdapat lebam bekas tusukan jarum suntik
·      Klien Nampak menutupi tangan yang lebam dengan selimut
B.       Harga diri rendah
DS  :klien merasa tidak percaya diri dengan keadaan tangan nya.
DO : klien tidak mau dilakukan terapi pengambilan darah oleh perawat
C.       Penyakit fisik
DS  :
·      Klien mengeluh sakit kepala , mual dan muntah serta demam.
·      Kien meras bosan karena harus diambil darahnya terus-menerus
DO : klien di pasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan setiap pagi

4.3  Diagnosa Keperawatan
Selama pasien dirawat, perawat melakukan tindakan untuk diagnosa potensial, dan akan dilanjutkan oleh perawat di Unit Rawat Jalan untuk memonitor kemungkinan diagnosa aktual.
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensial gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan efek pembedahan serta menarik diri yang berhubungan dengan perubahan penampilan (Keliat, 1998). Adapun Diagnosa yang mungkin Muncul diantaranya:
1.      Gangguan citra tubuh
2.      Harga diri rendah
3.      Penyakit fisik

4.4       Rencana Tindakan Keperawatan Gangguan Citra Tubuh
Tujuan tindakan keperawatan bagi pasien perubahan citra tubuh adalah meningkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya, peran serta pasien sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, mengidentifikasi perubahan citra  tubuh, menerima perasaan dan pikirannya, menetapkan masalah yang dihadapinya, mengidentifikasi kemampuan koping dan sumber pendukung lainnya, melakukan tindakan yang dapat mengembalikan integritas diri.
A. Gangguan citra tubuh
Rencana tindakan :
1.        Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit, harapan masa depan.
2.        Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang terdekat.
Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam memfungsikan gaya  hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
3.        Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan.
4.        Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan.
5.        Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.
6.        Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas.
7.        Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.
8.        Kolaborasi : Rujuk pada konseling psikiatri, mis : perawat spesialis psikiatri, psikolog.
9.        Kolaborasi : Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan.
B. Harga diri rendah
Rencana tindakan :
·      Bina hubungan saling percaya dengan meng-gunakan prinsip komunikasi terapeutik :
1)    Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
2)    Perkenalkan diri dengan sopan.
3)    Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai klien.
4)    Jelaskan tujuan pertemuan.
5)    Jujur dan menepati janji.
6)    Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
7)    Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
·      Diskusikan dengan klien tentang :
1)    Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan.
2)    Kemampuan yang dimiliki klien.
·      Bersama klien buat daftar tentang :
1)     Aspek positif klien, keluarga, lingkungan.
2)     Kemampuan yang dimiliki klien.
·       Beri pujian yang realistis, hindarkan memberi penilaian negatif.
·       Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.
·       Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.
·       Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien :
1)    kegiatan mandiri.
2)    kegiatan dengan bantuan.
·      Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.
·      Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
·      Anjurkan klien untuk melaksanakan  kegiatan yang telah direncanakan.
·      Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien.
·      Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.
·      Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang.
·       Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
·      Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat.
·      Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.

C. Penyakit fisik
Rencana tindakan :
·      Beri kompres air hangat.
·      Berikan/anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari (sesuai toleransi).
·      Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat.
·      Kaji frekuensi mual dan muntah
·      Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan.
·      Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
·      Berikan antiemetic.

4.5       Evaluasi
Keberhasilan tindakan terhadap perubahan gambaran tubuh pasien dapat diidentifikasi melalui perilaku pasien yaitu memulai kehidupan sebelumnya, termasuk hubungan interpersonal dan sosial, pekerjaan dan cara berpakaian, mengemukakan perhatiannya terhadap perubahan citra tubuh, memperlihatkan kemampuan koping, kemampuan meraba, melihat, memperlihatkan bagian tubuh yang berubah, kemampuan mengintegritasikan perubahan dalam kegiatan (pekerjaan, rekreasi dan seksual), harapan yang disesuaikan dengan perubahan yang terjadi, mampu mendiskusikan rekonstruksi (Keliat, 1998). Penyesuaian terhadap perubahan citra tubuh melalui proses seperti berikut:
1.   Syok psikologis merupakan reaksi emosional terhadap dampak perubahan dan dapat terjadi pada saat pertama pembuatan stoma ditetapkan sebagai tindakan atau pada saat stoma telah ada (paska operasi). Syok psikologis digunakan sebagai reaksi terhadapa ansietas. Informasi yang terlalu banyak dan kenyataan perubahan tubuh membuat pasien menggunakan mekanisme pertahanan seperti mengingkari, menolak, projeksi untuk mempertahankan keseimbangan diri.
2.   Menarik diri, pasien menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan tetapi karena tidak mungkin maka pasien menghindari/lari secara emosional. Pasien menjadi positif, tergantung, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berperan dalam perawatannya.
3.   Penerimaan/pengakuan secara bertahap. Setelah pasien sadar akan kenyataan maka respon kehilangan/berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai melakukan reintegrasi dengan citra tubuh yang baru.
4.  Integrasi merupakan proses yang panjang dapat mencapai beberapa bulan, oleh karena itu perencanaan pulang dan perawatan dirumah perlu dilaksanakan. Pasien tidak sesegera mungkin dilatih (Keliat, 1998).

























BAB V
PENUTUP

5.1  Kesimpulan
Citra tubuh adalah bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.

5.2  Saran
Setiap orang harus bisa menerima apapun yang ada pada dirinya, sehingga jika ada  ketidakpuasan persepsi terhadap tubuhnya tidak membuat individu merubah dirinya kearah yang negatif. Maka ketika individu berhasil untuk menerima dirinya sendiri dan bisa mencapai sesuatu hal tersebut. Dan pada akhirnya pandangan manusia dalam mendeskripsikan pandangan terhadap citra tubuhnya bukan memburuk tetapi berharap lebih baik.

















DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1993, Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di Indonesia. III Depkes RI.
Keliat,.B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.






5 komentar:

  1. suwun mas asep askepnya???
    jos gandos gan

    BalasHapus
  2. sama sama gan, Terimakasih komennya.

    BalasHapus
  3. Trimaksih sangat membantu mas askepnya

    BalasHapus
  4. Casino Review & Exclusive Bonus up to $1000 | Wooricasinos
    Is this 크레이지 슬롯 a good 토토 사이트 추천 casino to play at? 먹튀검증 abc-1111 Our Casino Review I really like the variety of games available. In my opinion it is the best option for 해외 배팅 사이트 가입 you. Rating: 4 kbo 분석 · ‎Review by Wooricasinos

    BalasHapus
  5. PokerStars Sportsbook debuts on mobile sports betting in
    PokerStars 나주 출장마사지 Sportsbook 동두천 출장샵 debuts on mobile 파주 출장마사지 sports betting in 경산 출장안마 Colorado. Bet $1 on all 경상북도 출장안마 your favorite poker games, including Big Win Poker.

    BalasHapus